RedaksiHarian – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengajak warga membatasi aktivitas di luar ruang agar terhindar dampak udara buruk di Ibu Kota dan wilayah sekitarnya.
“Hindari beraktivitas di luar ruang (outdoors)terutama bagi kelompok rentan,” kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.Kelompok rentan yang dimaksud seperti bayi di bawah lima tahun (balita), ibu hamil, pra lansia usia 45-59 tahun, dan lansia berusia lebih dari 60 tahun.Berikutnya, Ngabilamengimbau agar wargamemakai masker medis ketika berada di luar ruangan, serta menjalankan pola hidup sehat.
“Kita bisa pakai ‘CERDIK” untuk hidup sehat yaknicek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin berolahraga, diet seimbang, istirahat yang cukup, dan kelola stres,” ujar Ngabila.Soal masker, Ngabilamengatakan bisa menggunakan jenisN95 dan N99 untuk memfilterudara buruk.
Selanjutnya, Ngabilajuga menyarankan untukimunisasi rutin lengkap bagi anak dan kelompok rentan sertamenggunakan pemurni udara.Ngabilamengatakan kalau hidung tersumbat bisa menghirup uap air panas dan tetes minyak kayu putih ataupun esensial untuk melegakan pernapasan.
Warga juga bisa mengonsumsi suplemen vitamin C, vitamin D3 sebagai pengganti sinar matahari pagi, dan mengonsumsi suplemen asam lemak omega.Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 11.55 WIB, Jakarta menduduki posisi pertama sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 163 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5.Setelah Jakarta, kota dengan kualitas udara terburuk berikutnya adalah Doha, Qatar yang berada di angka 161 dan Kuching, Malaysia 155.
Post Views: 1
Quoted From Many Source